Menyakini adanya makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib termasuk salah satu dari bentuk-bentuk kemusyrikan. Karena salah satu dari aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah adalah menyakini bahwa tidak ada satupun dari mahkluk Allah yang ada di langit (seperti malaikat) ataupun di bumi (seperti Nabi-Nabi dan manusia dan Jin) yang mengetahui hal ghaib.
Di antara dalil-dalil yang menunjukkan keyakinan Ahlu Sunnah ini adalah sebagai berikut :
1) Secara Umum Tidak Ada Satu Makhluk pun Yang Mengetahui Hal Ghaib.
Dalil-dalil yang menunjukkan secara umum tidak adanya satu makhluk pun yang mengetahui hal-hal ghaib. Seperti firman Allah dalam Surat Hud :
"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya. Maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." (Hud : 123)
Dan firman Allah dalam surat Al-Jin :
"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin : 26)
2) Malaikat Tidak Mengetahui Hal Yang Ghaib.
Para malaikat, walaupun mereka makhluk Allah yang paling terdekat dengan-Nya juga tidak mengetahui hal yang ghaib, kecuali terhadap masalah-masalah yang Allah beritahukan kepada mereka. Di antara dalil-dalilnya adalah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 32 :
"Mereka menjawab : Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah : 32)
Dan firman Allah Ta'ala dalam surat As-Saba' ayat 23 :
"Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah di ijinkan-Nya memperoleh syafa'at itu. Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata : Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu ? Mereka menjawab : (perkataan) yang benar. Dan Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (As-Saba' : 23)
Dalam ayat ini di ceritakan bahwa malaikat bertanya-tanya tentang apa yang baru dikatakan oleh Rabb nya. Ini menunjukkan kalau malaikat pun tidak mengetahui yang ghaib.
3) Rasulullah Serta Para Nabi Tidak Mengetahui Tentang Hal Ghaib.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta para Nabi dan Rasul tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui hal ghaib, kecuali perkara-perkara ghaib yang telah Allah beritahukan kepadanya.
Adapun apa yang dikecualikan oleh Allah setelah ayat 26 dalam surat Al-Jin di atas adalah tidak mutlak. Ketika Allah mengatakan "kecuali Rasul yang diridlai", artinya kecuali Rasul yang diberitahu sebagian tentang hal-hal ghaib. Adapun yang tidak diberitahukan oleh Allah kepadanya, Rasul pun tidak mengetahuinya. Dengan demikian, Rasulullah tidak mengetahui hal yang ghaib secara mutlak, yang mengetahui hal-hal ghaib secara keseluruhan dan mutlak hanyalah Allah. Tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya. Allah berfirman memerintahkan kepada Nabinya untuk menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui hal yang ghaib :
"Katakanlah : Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudlaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak ditimpa kemudlaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (Al-A'raf : 188)
Beliau hanya mengetahui apa-apa yang diberikan oleh Allah dalam wahyu-Nya sebagaimana apa yang Allah katakan dalam firman-Nya :
"Katakanlah : Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah : Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat ?. Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya) ?" (Al-An'am : 50)
Demikian pula ketika Allah Ta'ala berfirman menceritakan tentang ucapan Nabi Nuh alaihis sallam kepada kaumnya, juga meniadakan dari dirinya ilmu ghaib :
"Dan aku tidak mengatakan kepada kamu bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan tidak mengatakan bahwa aku mengetahui hal yang ghaib. Dan tidak (pula) aku mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang yang dipandang hina oleh penglihatanmu; (Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka). Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka, sesungguhnya aku kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang dhalim." (Hud : 31)
4) Jenis Jin pun Tidak Mengetahui Hal Ghaib.
Bahkan makhluk dari jenis Jin pun tidak mengetahui hak yang ghaib. Ini sebagai bantahan langsung dari Allah kepada para dukun-dukun dan yang sejenisnya yang mengaku mengetahui hal ghaib dari para Jin.
Allah berfirman tentang Jin-Jin yang merupakan anak buah Nabi Sulaiman pun tidak mengetahui hal-hal ghaib :
"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala itu telah tersungkur. Tahulah Jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan." (Saba' : 14)
5) Kahin (Paranormal/Tukang Prediksi), Ahli Nujum (Tukang Meramal Dengan Zodiak) dan Musya'widzin (Tukang Sihir) Tidak Mengetahui Hal Ghaib.
Kalau kita sudah mengetahui bahwa malaikat-malaikat dan Nabi-Nabi kemudian Jin-Jin tidak ada yang mengetahui perkara ghaib, apalagi para kahin (paranormal/tukang prediksi), dukun-dukun, ahli nujum (tukang meramal dengan zodiak), tukang sihir dan lain-lain.
Berikut ini firman Allah Ta'ala yang menerangkan bahwa mereka tidak mengetahui hal ghaib :
Firman Allah Ta'ala :
"Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib." (Ali Imran : 179)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfudz)." (Al-An'am : 59)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nyalah dikembalikan semua urusan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." (Hud : 123)
Ayat-ayat ini semuanya mengajak bicara orang kedua dengan lafadz "kamu tidak mengetahui", atau "tidak memperlihatkan kepadamu" dan seterusnya. Ini menunjukkan kalau semua manusia tidak mengetahui hal yang ghaib termasuk paranormal, tukang prediksi, dukun, tukang ramal melalui zodiak, tukang sihir dan yang sejenisnya.
Bahkan manusia itu sendiri tidak mengetahui berapa lamanya ia tidur, sebagaimana yang Allah kisahkan tentang ashabul kahfi yang tidur dalam gua selama 309 tahun :
"Katakanlah : ((Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua), kepunyaan-Nya-lah semua yang ghaib (tersembunyi) di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya, tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain daripada-Nya, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan))." (Al-Kahfi : 26)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda berkaitan dengan masalah di atas :
"Dari Abdullah bin Umar radliyallahu 'anhuma berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Kunci-kunci keghaiban ada lima. Tiada yang mngetahui kelimanya kecuali Allah. Tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari kecuali Allah, tiada seorang pun yang mengetahui apa yang dalam rahim kecuali Allah, dan tiada seorang pun yang mngetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati, tiada seorang pun yang mengetahui kapan datangnya hujan kecuali Allah dan tiada seorang pun yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat kecuali Allah." (Telah mengeluarkan hadits ini Al-Bukhari dan Imam Ahmad dengan sanad yang Shahih)
Maka hendaknya kita mengambil pelajaran dan menyampaikan kepada orang yang belum mengetahui bahwa kita tidak perlu datang ke dukun-dukun, tukang prediksi, tukang ramal, tukang sihir, orang pintar (paranormal) atau tukang ramal melalui zodiak dan yang sejenisnya dengan tujuan untuk mengetahui perkara-perkara ghaib, seperti siapa jodohnya, dari mana rezekinya, kapan ajalnya, apa yang akan terjadi esok hari dan seterusnya. Karena dua sebab :
Pertama, perbuatan itu sia-sia karena sesungguhnya kita lebih menyakini bahwa tidak ada yang mengetahui hal-hal ghaib kecuali Allah.
Kedua, kita telah berbuat suatu kesyirikan karena menyakini adanya 'alimul ghaibi atau yang mengetahui keghaiban selain Allah, yang berarti menyamakan makhluk dengan khaliknya dalam masalah ilmu ghaib.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam :
"Barangsiapa yang mendatangi dukun-dukun, kemudian mempercayainya maka ia telah kafir dengan apa yang telah diturunkan pada Muhammad." (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ad-Darimi, Ibnu Majah dan hadits ini shahih)
Demikianlah semoga Allah memberikan hidayah kepada kita dan seluruh kaum muslimin kepada jalan yang lurus dan selamat. Selamat dari kesyirikan dan kesesatan di dunia dan selamat dari adzab Allah di akhirat.
Wallahu a'lamu bish-shawwaab.
0 komentar:
Posting Komentar