
Setelah kita mengerti kerangka dan kriteria akhlaqul karimah , kita perlu mengerti pula kerangka dan kriteria akhlaqudz dzamimah (yakni akhlaq yang tercela). Agar kita dapat lebih dalam lagi memahami akhlaqul karimah , sehingga dapat lebih mudah lagi mengamalkannya. Akhlaq yang tercela telah dipaparkan dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, adalah dalam rangka menimbulkan perasaan anti pati dalam diri kita terhadapnya.
Adapun akhlaqudz dzamimah , tumbuh dalam kerangka perbuatan kemusyrikan dan kebid'ahan dan dalam rangka mengekor kepada hawa nafsu. Karena itu kita dapati, bahwa Islam amat mencela perbuatan syirik, bid'ah dan mengekor kepada hawa nafsu. Segala kerusakan akhlaq, adalah bersumber dari ketiganya. Hal ini dinyatakan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai berikut:
1). Syirik sebagai kedhaliman yang paling besar dan menumbuhkan mental penakut:
“Sesungguhnya syirik itu adalah kedhaliman yang besar.” ( Luqman : 13).
Allah Ta'ala menegaskan pula tentang mental penakut pada orang yang berbuat syirik:
“Kami akan memasukkan rasa takut yang dahsyat dalam hati orang-orang kafir akibat perbuatan mereka menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya yang tidak diperintahkan oleh-Nya. Dan tempat kembali mereka itu adalah neraka, sebagai tempat kembali yang sejelek-jeleknya bagi orang-orang yang berbuat dhalim.” ( Ali Imran : 151).
2). Bid'ah sebagai sumber kesesatan dan penyimpangan agama, sebagaimana hal ini dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam :
“Dan hati-hatilah kalian dari perkara yang dibikin-bikin dalam agama, karena semua yang dibikin-bikin itu adalah bid'ah dan semua yang bid'ah itu adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dalam Sunan keduanya).
3). Hawa nafsu, sebagai sebab terbesar terjadinya kemusyrikan dan kebid'ahan serta segala penyimpangan lainnya. Allah Ta'ala menegaskan tentang betapa jahatnya orang yang selalu menuruti hawa nafsunya:
“Tidakkah engkau melihat orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya. Apakah engkau akan menjadi pembela terhadap mereka ini? Apakah engkau menyangka bahwa kebanyakan mereka itu mendengar dan memikirkan apa yang engkau sampaikan, mereka itu tidak lain keadaannya seperti binatang ternak atau bahkan lebih rendah.” ( Al-Furqan : 43 – 44).
Menjadikan hawa nafsu sebagai sesembahan itu maknanya ialah menuruti selera hawa nafsu itu apapun yang dimaukannya. (Lihat Tafsir At-Thabari tentang ayat-ayat tersebut).
Dari tiga akhlaq yang tercela ini, muncullah berbagai pelanggaran akhlaq, karena dengan ketiganya disingkirkanlah otoritas agama sebagai pengatur dan pembimbing kehidupan di dunia ini. Sehingga muncullah segala malapetaka pada segenap aspek kehidupan ummat manusia seperti sekarang ini.

Ia memiliki nama lengkap Nugroho Agung Wibowo dan lebih terkenal dengan panggilan Agung Mossdef. Ia lahir di Sragen pada tanggal 17 Agustus 1978 silam. Pria lulusan SMU Muhammadiyah 2 Gemolong pada tahun 1997 mulai merintis Mossdef System sejak tahun 31 Mei 2006 dengan nama Singa Tauhid di Yogyakarta, kemudian pada tanggal 10 Januari 2007 ia merubah nama dari Singa Tauhid menjadi Petarung Tauhid, dan pada tanggal 20 November 2007 ia merubah nama lagi menjadi Moslem Military Martial Art atau disingkat dengan M3A, dan akhirnya tempat pada tanggal 20 Desember 2008 ia menetapkan dan mendeklarasikan dengan nama Moslem Self-Defence System atau disingkat dengan Mossdef System dan lebih dikenal dengan Moslem Street Fighting.
0 komentar:
Posting Komentar