REKENING DONASI MOSSDEF SYSTEM : BANK MU'AMALAT CABANG YOGYAKARTA NOMOR 0117546129 A/N NUGROHO AGUNG WIBOWO atau BANK BRI SYARIAH KCP JOGJA A DAHLAN A/N NUGROHO AGUNG WIBOWO NOREK. 1002252771.

Senin, 16 November 2009

Sifat Pelaku dan Tujuan Dalam Beramar Ma'ruf Nahi Munkar

Posted by Nugroho Agung Wibowo On 11.58 0 komentar


Pada pembahasan sebelumnya sudah disebutkan adab-adab pelaku amar ma'ruf dengan rinci. Dan kesimpulannya ada tiga sifat :
1. Ilmu tentang amar ma'ruf dan batas-batasnya agar berada dalam batas syariat.
2. Wara' karena dia kadang-kadang tahu tentang sesuatu tetapi tidak mengamalkannya karena suatu hal.
3. Baik akhlaknya. Ini dasar agar bisa menahan akibat. Karena kemarahan bila bergejolak tidak bisa ditahan dengan semata-mata ilmu dan wara' dalam memadamkannya selama tidak ada baik akhlak secara tabiat.

Sebagaimana para salaf berkata : "Jangan seseorang menyuruh kepada yang ma'ruf kecuali dengan lembut dan juga ketika melarang. Kasih sayang ketika menyuruh dan melarang. Paham dalam menyuruh dan melarang."

Bersikap lembut dalam beramar ma'ruf, itu jelas. Berdasarkan ayat :
"Katakan kepadanya (Fir'aun) perkataan yang lembut." (Thaha : 44)

Pernah seorang pemuda lewat dalam keadaan menyeret pakaiannya (isbal), maka teman-teman Shilah bin Usyaim mencercanya dengan keras. Maka Shilah berkata : "Biarkanlah aku menyelesaikannya." Kemudian Shilah berkata kepada pemuda itu : "Wahai anak saudaraku, aku ada perlu sedikit denganmu." Pemuda itu berkata : "Apa itu?" Shilah : "Aku ingin agar engkau meninggikan sarungmu." Pemuda : "Baiklah kalau begitu." Maka pemuda itu mengangkat sarungnya. Kemudian Shilah beralih kepada rekan-rekannya dan berkata : "Bukankah ini yang kalian maukan. Jika kalian mencacinya dan menyakiti dia akan membalas kalian."

Ibnu Rajab dalam Iqadhul Himam hal. 465 berkata : "Ketahuilah bahwa beramar ma'ruf dan nahi munkar kadang-kadang karena mengharap pahala, dosa jika ditinggalkan, kemarahan Allah karena larangan-Nya dilanggar, menasehati kaum muslimin dan kasih sayang kepada mereka, mengharap mereka terlepas dari dosa-dosa yang akibatnya mereka akan terkena hukum Allah di dunia dan di akhirat. Dan juga karena memuliakan dan mencintai Allah, karena Dia yang paling berhak untuk ditaati, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri. Dan menebus dengan jiwa dan harta terhadap kehormatan Allah yang dilanggar, sebagaimana yang diucapkan oleh sebagain salaf : 'Aku ingin agar semua manusia taat kepada Allah walau dagingku harus digunting.'" (Lihat kitab Iqadhul Himam)

"Dalam amar ma'ruf nahi munkar ada sekelompok orang yang meninggalkannya sama sekali. Ada yang tidak mengetahui patokan dan batas-batasannya hingga bertindak melampaui batas." (Lihat kitab Dlawabith, Ali Hasan, hal. 18)

Beberapa faedah yang dapat dipetik dari pembahasan adab-adab, sifat pelaku dan tujuan dalam beramar ma'ruf nahi munkar adalah :
1. Amar ma'ruf nahi munkar termasuk bagian dari iman. Oleh sebab itu Imam Muslim memasukkan dalam kitabul iman.
2. Siapa yang sanggup untuk melaksanakan bagian-bagian itu, lebih baik dari yang meninggalkannya karena lemah, walau diberi udzur.
3. Siapa yang khawatir terhadap dirinya akan dipukuli, dibunuh atau dirampas hartanya, maka gugur kewajiban darinya dengan tangan dan lisan, tapi wajib mengingkari dengan hati. Barangsiapa yang hatinya tidak mengingkari yang munkar berarti telah lenyap keimanan darinya.
4. Sangat perlunya kita melihat contoh dari para salaf dalam memahami hadits ini agar tidak salah paham.
5. Harus berilmu hingga tahu mana yang harus disikapi dengan keras dan lembut agar jangan terbalik. Hal ini menunjukkan pentingnya ilmu dan bimbingan para ulama.

Wallahu a'lam bish-shawwab.


Sumber : Majalah Salafy edisi 25 halaman 8.

0 komentar:

Posting Komentar