REKENING DONASI MOSSDEF SYSTEM : BANK MU'AMALAT CABANG YOGYAKARTA NOMOR 0117546129 A/N NUGROHO AGUNG WIBOWO atau BANK BRI SYARIAH KCP JOGJA A DAHLAN A/N NUGROHO AGUNG WIBOWO NOREK. 1002252771.

Minggu, 12 Juli 2009

Sabar Dalam Meniti Al Haq

Posted by Nugroho Agung Wibowo On 21.40 0 komentar


Meniti jejak generasi as-salafus shalih adalah suatu perjuangan yang penuh dengan cobaan dan rintangan, karena ini adalah sunnatullah bagi setiap manusia yang mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan sebaik-baik teladan dalam menghadapi cobaan dan rintangan tersebut adlah para rasul Allah Ta'ala dari Nabi nuh alaihis salam hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka. Sampai datang pertolongan Kami kepada mereka." (Al-An'am: 34)

Demikian pula nasehat Nabi Musa 'alaihis salam kepada kaumnya yang Allah abadikan di dalam firman-Nya:
"Musa berkata kepada kaumnya: 'Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah,'" (Al-A'raf: 128)

Dari kedua ayat di atas dapat kita ketahui bahwa kiat yang digunakan nabi-nabi Allah dalam menghadpi kaumnya ialah berakhlak sabar.

Akhlak sabar tidak hanya dibutuhkan seorang hamba ketika menghadapi musuh, namun juga dalam menghadapi nikmat yang Allah limpahkan kepadanya. Karena keadaan manusia di dunia ini tidak pernah terlepas dari salah satu dari dua perkara:

Pertama: Nikmat yang Allah berikan kepadanya yang butuh kesabaran dalam menghadapinya.

Kedua: Musibah-musibah yang menimpanya yang juga butuh kesabaran.

Maka jika demikian yang dimaksud dengan kesabaran ialah menahan diri untuk terus taat kepada Allah dengan memperhatikan ketaatannya, menjaga keikhlasannya, memperbaiki mutunya dan menahan diri dari kemaksiatan, tetap kokoh dalam menghadapi cobaan syahwat dan hawa nafsu, serta ridla terhadap takdir Allah tanpa keluh kesah.

Sabar adalah akhlak yang wajib dimiliki setiap manusia. Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan perkuatlah kesabaran." (Ali Imran: 200)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155)

Dan banyak lagi ayat-ayat lainnya yang semakna dengan kedua ayat di atas. Yang intinya, Allah memerintahkan kepada kaum mukminin untuk selalu kokoh dalam mentaati-Nya, meninggalkan maksiat dan ridla dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan yang demikian ini tidak lain adalah kesabaran.

Kaum mukminin adalah orang-orang yang sangat sering mendapatkan cobaan dan rintangan, sehingga mereka sangat membutuhkan kepada akhlak sabar. Dan tidak ada satu kaumpun yang lebih sering ditimpa musibah dan banyak bersabar dibanding kaum mukminin. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasa kagum melihat mereka, sebagaimana sabdanya:
"Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, seluruh perkaranya baik baginya, dan yang demikian ini tidak dimiliki kecuali hanya pada seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur dan yang demikian baik baginya, jika ia ditimpa kesusahan ia bersabar dan yang demikian juga sangat baik baginya." (HR. Muslim)

Memang kehidupan seorang mukmin penuh dengan kebaikan dan limpahan pahala dari Allah Ta'ala, apakah yang ia hadapi berupa kenikmatan maupun kesusahan. Dan seorang mukmin yang telah sempurna imannya, ikhlas keyakinannya, ia akan bersyukur kepada Allah ketika merasa kenikamatan dan bersabar ketika mendapatkan kesusahan. Karena akhlak sabar inilah suatu kesusahan yang menimpa seorang mukmin dapat berubah menjadi kenikmatan dan cobaan menjadi pahala dan pelajaran.

Sedangkan orang kafir akan marah dan murka ketika ditimpa musibah, tidak ridla dengan ketentuan Allah dan tidak sabar menjalani takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sungguh sebaik-baik teladan kita yentang akhlak sabar ini adalah nabi-nabi Allah yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah dan mengusapkan darah tersebut dari wajahnya seraya berdo'a:
"Ya Allah ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengerti." (Muttafaqun 'alaihi)

Dikutip dari Majalah Salafy

0 komentar:

Posting Komentar