REKENING DONASI MOSSDEF SYSTEM : BANK MU'AMALAT CABANG YOGYAKARTA NOMOR 0117546129 A/N NUGROHO AGUNG WIBOWO atau BANK BRI SYARIAH KCP JOGJA A DAHLAN A/N NUGROHO AGUNG WIBOWO NOREK. 1002252771.

Sabtu, 13 Juni 2009

Keberanian Sejati Adalah Buah Aqidah Yang Benar

Posted by Nugroho Agung Wibowo On 01.03 0 komentar


Di antara buah aqidah yang benar yang akan bisa dipetik bagi pemiliknya adalah keberanian yang sejati. Memang untuk menjadi orang yang memiliki keberanian sejati haruslah mempunyai jiwa yang agung dan besar serta berwibawa. Hal ini akan bisa terbentuk apabila kotoran yang melilit hati hilang dan bersih. Untuk membersihkan dan menghilangkan tiada jalan lain kecuali dengan belajar aqidah yang benar yaitu aqidah yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Keberanian merupakan salah satu cermin dari aqidah yang benar.

Keberanian merupakan salah satu sifat terpuji di sisi Allah selama sesuai dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Sifat keberanian inilah yang telah dimiliki oleh para Rasul Allah dalam mengemban amanat risalah Islam menghadapi teror dan ancaman kaumnya.

Sifat terpuji ini telah diwarisi oleh para penempuh jalan para Rasul Allah ini dari kalangan generasi-generasi Rabani setelah mereka, lebih khusus lagi generasi sepeninggal Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam. Mari kita menyimak ungkapan sejarah yang pasti kebenarannya yang berlandaskan wahyu Allah, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di dalam keduannya telah disebutkan sederetan para pahlawan agama yang memiliki sifat keberanian yang murni dan sejati.

Pertama, Allah bercerita di dalam Al-Qur'an, demikian pula Rasul-Nya dalam As-Sunnah, tentang keberanian sosok orang yang mencerminkan generasi sesudahnya dan sebelumnya. Sosok orang yang tabah tegar dalam menghadapi teror dan ancaman, bahkan teror fisik dari kaumnya yang tiada belas kasihan. Dialah bapak orang-orang bertauhid, Ibrahim 'alaihis salam. Keberaniannya telah dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ((Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran) kalian dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja))." (Al-Mumtahanah : 4)

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya : ((Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali dari Dzat yang telah menciptakan aku. Sesungguhnya Dia akan memberikan hidayah kepadaku))." (Az-Zukhruf : 26-27)

Keberanian beliau untuk menerima resiko yang berat, yaitu perintah Allah untuk melenyapkan buah hatinya, seorang anak yang ditunggu-tunggu kehadirannya, perintah menyembelihnya bak binatang kurban. Dia dengan tabah dan sabar menawarkan keinginan Allah pada dirinya dengan mengatakan :

"((Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu)). Ia menjawab: ((Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan menemukanku termasuk orang-orang yang sabar))." (Ash-Shafat : 102)

Keberanian beliau dalam menghadapi teror dan penyiksaan kaumnya dan kesabaran beliau dalam mematahkan angkara murka kaumnya, ditunjukkannya pertama kali dengan cara melibas sesembahan-sesembahan mereka. Dihancurkannya berkeping-keping berhala-berhala mereka kecuali yang paling besar. Setelah mereka mengetahui bahwa Nabi Ibrahim alaihis salam yang melakukannya, dengan murka mereka memanggilnya di hadapan khalayak ramai. Terjadilah dialog mereka dengan Nabi Ibrahim 'alaihis salam :

"Mereka bertanya: ((Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?))
Ibrahim menjawab :((Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyalah kepada berhala itu jika mereka dapat berbicara)).
Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka lalu berkata : ((Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya [diri sendiri].)) Kemudian kepala mereka menjadi tertunduk lalu berkata : ((Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim), telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara)).
Ibrahim berkata: ((Maka mengapa kalian menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak pula memberi mudlarat kepada kalian. Ah, (celakalah) kalian dengan apa yang kalian sembah selain Allah, maka apakah kalian tidak mengetahuinya?)).
Mereka berkata: ((Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kalian jika kalian benar-benar bertindak)). Kami berfirman: ((Hai api, menjadilah dingin dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim)). Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al-Anbiya' : 62-70)

Dengarlah apa ucapan Nabi Ibrahim ketika angkara murka mereka terlampiaskan! Dan perhatikan darimanakah ucapan tersebut kalau bukan dari jiwa yang sudah bersih dengan aqidah yang benar.

Dari Abdullah Ibnu Abbas radliyallhu 'anhuma beliau berkata: "Hasbunallahu wani'mal wakil adalah ucapan Nabi Ibrahim ketika dicampakkan ke dalam api dan diucapkan oleh MUhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ada orang yang mengatakan: Sesungguhnya manusia (orang Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu takutlah kalian kepada mereka!" maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung." (HR. Bukhori no. 4248)

Kedua, imam para Rasul dan Nabi Allah di dunia dan di akhirat. Penutup amanat risalah dan akhir Nabi dan Rasul. Pendobrak kerajaan iblis dan tentaranya yang bertahta dalam kerajaan jahiliyah. Pencabut akar kesyirikan dan pelumat segala kebatilan. Inilah yang telah digambarkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an :

"Dan katakanlah : ((Telah datang kebatilan dan telah lenyap kebatilan, sesungguhnya kebatilan itu pasti akan lenyap))." (Al-Isra' : 81)

Dialah Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam penutup Nabi dan Rasul. Tentang keberanian beliau telah dilukiskan oleh saksi mata yaitu para shahabat beliau dalam banyak hadits, Lihat kumpulan hadits tersebut yang menceritakan keberanian beliau dalam kitab As-Shahihul Musnad minasy Syama'il Muhammadiyyah jilid 1 halaman 216-225 karya Ummu Abdillah Al-Wadi'iyyah, putri dari As-Syaikh Muqbil Rahimahullah. Di antaranya:

"Dari Anas radliyallahu 'anhu, dia berkata: "Rasululah shallallahu 'alaihi wa salam adalah orang yang paling baik, manusia yang paling dermawan dan paling pemberani. Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh sebuah suara dan orang-orang berbondong-bondong menuju arah suara itu. Rasulullah shallalahu 'alaihi wa salam yang ternyata telah datang lebih dulu menyambut mereka dan mengatakan: "Janganlah kalian takut! Janganlah kalian takut!" Sambil beliau berada di atas kuda Abu Thalhah yang tidak berpelana. Di leher kuda tersebut tergantung pedang dan beliau berkata: "Kami menemukannya lari sangat kencang atau memang sangat kencang." (HR. Al-Bukhari no. 6033 dan Muslim no. 2307)

Al-Imam An-Nawawi berkata di dalam Syarah Shahih Muslim jilid 8 halaman 68 : "Di dalam hadits ini ada faidah-faidah diantaranya keterangan tentang sifat beraninya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena segeranya beliau menuju musuh sebelum orang lain untuk mengetahui keadaan dan kembali sebelum sampainya orang-orang".

Dari Ali radliyallahu 'anhu: Sungguh kami telah melihat diri kami pada perang Badar dalam keadaan berlindung di belakang Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan beliau paling dekat diantara kami kepada musuh, dan beliaulah orang yang paling berani dalam pertempuran." (HR. Ahmad no. 654, dikeluarkan oleh An-Nasa'i dalam Al-Kubra 5/191 dan Thabrani dalam At-Tarikh no.2/530)

"Seorang berkata kepada Al Bara' bin Adzib radliyallahu 'anhu: "Apakah kalian lari dari Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam pada perang Hunain?" Beliau berkata: "Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lari. Sesungguhnya penduduk Hawazan adalah pemanah-pemanah ahli. Maka ketika lami menjumpai mereka, kami hadapi mereka dan mereka kocar-kacir. Kaum Muslimin mendapatkan banyak ghanimah dan mereka datang menuntut pembagian. Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lari sungguh aku menyaksikan beliau di atas keledai beliau yang putih dan Abu Sofyan memegang tali kekangnya dan beliau shallalahu 'alaihi wa sallam berkata: "Saya adalah Nabi tidak dusta, saya adalah anak Abdul Muthalib." (HR. Bukhori no. 2864 dan Muslim no. 1776)

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan sifat keberanian beliau yang tiada lain karena buah pendidikan wahyu dari Allah.

Ketiga, sederetan manusia hasil kaderisasi Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam yang ditempa oleh tarbiyah beliau di atas wahyu Allah. Sebagai pilihan Allah untuk menemani Rasul-Nya dalam kepahitan perjalanan dakwah dan dalam suka duka hidup. Mereka adalah sebagai saksi-saksi Allah dimuka bumi ini. Merekalah para shahabat Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam.

a). Zubair radliyallahu 'anhu

Az-Zubair bin 'Awwam Abu Abdillah Al-Qurasyi Al-Asadi, salah seorang dari sepuluh orang yang dijamin masuk ke dalam syurga oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Dari Jabir radliyallahu 'anhu, beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada perang Badar: "Siapa yang (berani) datang dengan membawa berita kaum itu (Bani Quraidhah)?" Az-Zubair berkata: "Saya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang berani datang membawa berita kaum tersebut? Az-Zubair berkata: "Saya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh setiap Nabi memiliki pembela dan pembelaku adalah Az-Zubai." (HR. Al-Bukhori no. 265 dan Muslim no. 2415)

b). Ja'far bin Abi Thalib radliyallahu 'anhu.

Beliau adalah seorang shahabat mulia anak paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan gugur sebagai syahid pada perang Mu'tah.

"Dari Abdullah bin Umar radliyallahu 'anhu beliau berkata: Bahwa Rasululah shallallahu 'alaihi wa salam telah mengangkat Zaid bin Al-Haritsah sebagai pemimpin (pasukan) pada perang Mu'tah. Beliau berkata: "Jika Zaid terbunuh, maka (akan diganti) dengan Ja'far dan jika Ja'far terbunuh maka (akan diganti) oleh Abdullah bin Rawahah." Abdullah bin Umar berkata: "Aku waktu itu ikut dalam peperangan tersebut, maka kami mencari Ja'far bin Abi Thalob dan kami menemukannya telah terbunub dan kami menemukan pada jasad beliau ada tujuhpuluh sekian tusukan pedang dan panah." (HR. Bukhari no. 4261 dengan Fathul Bari)

c). Khalid bin Walid radliyallahu 'anhu.

Khalid bin Walid bin Al-Mughirah Abu Sulaiman yang digelari saifullah (pedang Allah), pemimpin pada perang melawan kaum murtad dan selainnya dari peperangan. Beliau masuk Islam antara perjanjian Hudaibiyah dan pembukaan kota Mekkah. Tentang keberaniannya tidak bisa diringkas di sini. Cukuplah kita nukilkan ucapan beliau:

"Sungguh telah patah di tanganku pada perang Mu'tah sembilan pedang, dan tidak tersisa di tanganku kecuali pedang yang lebar dari Yaman." (HR. Bukhari no. 4265 dengan Fathul Bari)

d). Abu Dujanah Simmak bin Kharasyah radliyallahu 'anhu

"Dari Anas radliyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam mengambil sebuah pedang pada perang Uhud kemudian berkata: "Siapa yang akan mengambil pedang ini." Setiap orang dari mereka mengulurkan tangannya. Beliau bersabda: "Siapa yang akan mengambilnya dengan haknya?" Anas berkata: "Kaum tersebut menarik tangan-tangan mereka kembali. Lalu Sammak bin Kharasyah Abu Dujanah berkata: "Saya yang akan mengambil dengan haknya." (Anas) berkata: Lalu dia mengambilnya lalu dia menerjang kelompok musyrikin." (HR. Muslim no. 2470)

e. Umair bin Humam radliyallahu 'anhu

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih beliau no. 1951 dari shahabat Anas bin Malik radliyallahu 'anhu: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para shahabat ingin keluar menghadang kafilah Abu Sufyan, sampailah beliau ke Badar mendahului kaum Musyrikin, lalu beliau berkata:

"Jangan salah seorang dari kalian maju sedikit pun sebelum aku ke depan." Maka mendekatlah orang-orang musyrik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Berangkatlah kalian menuju syurga yang luasnya seluas langit dan bumi." Anas berkata: "Umair bin Humam Al-Anshari mengatakan: "Wahai Rasululah syurga yang luasnya seluas langit dan bumi?" Beliau menjawab: "Ya". Umair berkata: "bakh, bakh (ucapan yang menunjukkan ketakjuban). Rasulullah pun bertanya: "Apakah yang mendorongmu mengucapkan bakh, bakh?" Dia menjawab: "Tidak demi Allah hai Rasulullah, kecuali aku berharap termasuk dari penghuninya." Lalu dia mengeluarkan kurma dari tempat anak panahnya lalu dia memakannya beberapa butir darinya lalu berkata: "Kalau saya masih hidup sampai habis kurma ini sesungguhnya kehidupan yang lama." Anas berkata: Dia lalu melemparkannya kurma yang dibawanya kemudian berperang bersama mereka dan terbunuh. (HR. Muslim no. 1901)

Diceritakan oleh Abdullah bin Qais:

"Aku telah mendengar bapakku dan dia (waktu) itu berada di hadapan musuh seraya berkata: "Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: ((Sesungguhnya pintu-pintu syurga berada di bawah pedang)). Berdirilah salah seorang yang keadaannya serba usang lalu berkata: "Hai Abu Musa, benarkah kamu telah mendengarnya dari Rasulullah?" Ia menjawab: "Benar". (Abu MUsa) berkata: Ia lalu kembali kepada teman-temannya dan mengatakan: ((Assalamu'alaikum)). Kemudian ia memecah sarung pedangnya dan membuangnya kemudian maju dengan pedang ke arah musuh, dia terus menebas dengan pedangnya sampai dia terbunuh." (HR. Muslim no. 1902)

Demikianlah seluruh para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah para pahlawan tiada tanding seperti Hamzah Asadullah, Ali, Thalhah, Umar, Sa'ad bin Abi Waqqash dan selain mereka. Perjalanan hidup mereka penuh dengan keberanian, kepahlawanan, kejantanan dan ketangkasan.

Semoga Allah memberikan kepada kita sifat yang mulia ini dan menjauhkan kita dari sifat kepengecutan dan ketakutan, Amiin.

Wallahu a'lam bishawwab.

Dikutip dari majalah Salafy Edisi sampul tentara.

0 komentar:

Posting Komentar